<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d14240855\x26blogName\x3dRoti+Kehidupan\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://rotikehidupan.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://rotikehidupan.blogspot.com/\x26vt\x3d7614777923663700016', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbingku ke air yang tenang....

Other Blogs

  • My Blog
  • My Pictures
  • My Recipes
  • My Bread of Life

Previous Posts


Archives




Blogwise - blog directory

Blogarama - The Blog Directory

Roti Kehidupan

Sunday, April 23, 2006
Melangkah Bersama TUHAN
Pdt. Handoyo Santoso, M.Min.
Keb I Minggu, 1 Januari 2006
disadur oleh Yuyu

Harus ada kemauan untuk memerangi musuh. Namun memeranginya bukan dengan kekuatan kita, sebab TUHAN sendiri yang bertempur bagi kita. Dengan hanya berdiri teguh dalam iman, kemenangan diberikan oleh TUHAN bagi anak-anak-NYA.

2 SAMUEL 11 : 11 Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem.

Beberapa saat menjelang pergantian tahun, lazimnya pakar-pakar di berbagai bidang disibukkan memprediksi kondisi yang dihadapi tahun yang akan datang. Tidak ketinggalan pula masyarakat awam ikut-ikutan meramalkan bagaimana keadaan tahun depan. Orang Kristen pun tidak mau kalah mengemukakan opininya. Namun herannya, orang Kristen kerap kali menyatakan, bahwa tahun depan tidak bertambah baik; tantangan makin berat, dunia tambah suram, ekonomi pun tidak menggembirakan. Biar saja bila orang dunia meramalkan keadaan semakin buruk, tetapi hal itu tidak berlaku bagi kita sebagai anak terang. Apakah hal ini sekedar hiburan kosong atau fakta yang sungguh dapat dipercaya?

Ayat di atas menyatakan, bahwa pergantian tahun merupakan waktu yang biasa bagi raja-raja untuk maju berperang. Biasa saja, bukan sesuatu aneh, bukan sesuatu yang bertambah baik atau buruk. Jadi awal tahun memang awal peperangan. Tapi itu biasa dan dialami setiap tahun. Tidak usahlah kita terlena oleh nostalgia semu dan membanding-bandingkan keadaan dulu yang jauh lebih indah menurut anggapan kita. Misalnya kita membandingkan-bandingkan harga barang pada saat dulu lebih murah dibandingkan sekarang yang semuanya mahal. Tapi kalau kita cermati lagi, bukankah pendapatan yang kita peroleh zaman dulu juga jauh lebih kecil dibandingkan sekarang?

Yang menjadi isu penting di sini adalah: beranikah kita maju berperang? Maukah kita mau berperang? Yoab beserta seluruh bangsa Israel tidak takut menghadapi musuh. Sayangnya Daud sebagai raja tidak ikut maju. Dia hanya memberi komando kepada orang lain untuk maju, sedangkan dia sendiri tinggal di Yerusalem.
Musuh bebuyutan yang harus kita taklukkan adalah bani Amon. Amon dan Moab adalah keturunan Lot dengan anak perempuannya sendiri yang menurunkan bangsa Amon dan Moab. Kebejatan moral kedua anak perempuan Lot membuat mereka memiliki ide gila memberi minuman memabukkan kepada ayah mereka sendiri. Dalam kondisi mabuk berat, keduanya secara bergantian berhubungan seksual dengan ayahnya sehngga menghasilkan Amon dan Moab.
Bangsa Amon ini adalah setan, kedagingan dan dunia ini. Itulah yang harus kita perangi sampai tuntas agar tidak menguasai kehidupan kita. Kalau kita mampu memerangi bangsa Amon, tidak ada yang sulit atau suram bagi kita. Kita pasti akan menangguk kemenangan total.

MATIUS 6 : 3434 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Mengalami kekuatiran mengenai hari esok memang wajar dan manusiawi. Oleh karena itu, TUHAN menentramkan hati kita dengan mengatakan, "janganlah kuatir". Setiap hari, baik hari ini maupun hari esok, ada kesusahannya sendiri. Tetapi semua itu adalah hal yang rutin, yang biasa. Namun bagaimana kita menyikapinya? Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari bermakna problema hari itu harus kita hadapi hari itu juga. Kalau kita tidak maju menghadapi kesusahan yang terjadi hari itu, maka kesulitan akan bertumpuk keesokan harinya. Kesukaran yang semakin menggunung akan menenggelamkan kita dalam timbunan masalah dan membuat kita tidak memiliki waktu yang cukup untuk membereskannya. Kesusahan sehari cukup untuk sehari mengandung pesan agar kita jangan menunda menyelesaikan masalah, jangan menunda berperang melawan Amon. Hadapilah Amon dan Moab di dalam Nama TUHAN YESUS KRISTUS. Di dalam kekuatan-NYA, kita akan mampu untuk maju berperang.

Keberanian Yoab dan bangsa Israel untuk maju membuat mereka mampu memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba. Bagi anak TUHAN, tidak ada istilah "terkepung" tetapi kita justru dapat mengepung musuh dan mengalahkannya. Tidak dicatat seberapa besar musuhnya; yang pasti mereka dapat menghadapinya. Kuncinya adalah: mau maju berperang bersama TUHAN, bukan tinggal diam yang seperti dilakukan oleh Daud.

GALATIA 5 : 2424 Barangsiapa menjadi milik KRISTUS YESUS, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.

Menjadi pertanyaan bagi kita, mengapa kita mesti mengalahkan hawa nafsu kita? Bukankah masalah yang kita hadapi berupa kesulitan ekonomi atau penyakit yang menggerogoti dan masalah-masalah lainnya. Adakah keterkaitan antara daging kita dengan masalah-masalah yang tengah kita hadapi saat ini? Dengan memiliki keinginan untuk melawan Amon dan Moab, menyalibkan hawa nafsu, maka kita telah menjadi milik KRISTUS.

Sebagai milik-NYA, niscaya kita akan mendapat pembelaan dari TUHAN sendiri. Sebagai gambaran, jika anak kita yang masih kecil diganggu, maka kita akan segera membela anak kita yang memang belum dapat membela dirinya sendiri. Itulah sebabnya kita harus konsenterasi maju berperang melawan hawa nafsu, kuasa gelap dan dunia ini. Namun dalam peperangan ini kita akan disertai TUHAN. DIAlah yang menyelesaikan segala tantangan yang kita hadapi, yang membereskannya bagi kita.

2 TAWARIKH 20 : 1, 171 Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim. 17 Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu."

Lagi-lagi musuh yang kita hadapi adalah bani Moab dan Amon. Instruksi yang diterima Yosafat sangat jelas: kamu tidak usah bertempur. Jadi yang diminta TUHAN untuk kita lakukan adalah hanya maju ke kancah peperangan. Pertempuran menjadi bagian TUHAN sendiri. Sebab kalau kita harus bertempur dengan kekuatan kita sendiri, kita tidak akan mampu menghadapinya.

Tidak usah bertempur bukan berarti tidur bermalas-malasan di kursi goyang! Yang diinstruksikan oleh TUHAN adalah "tinggallah berdiri di tempatmu". Dalam Alkitab versi NIV tertulis "stand firm" artinya kita berdiri tegak di posisi yang telah ditentukan oleh TUHAN di medan peperangan. Dengan berdiri tegak di dalam iman kepada KRISTUS, kita akan mampu menghadapi musuh kita.

Hanya dengan berdiri tegak, kita melihat kemenangan yang kita terima dari TUHAN. Kita tidak perlu memperjuangkan kemenangan itu dengan usaha kita sendiri; kita melihat TUHAN memberikannya bagi kita. Kemenangan itu pasti. Sebab kalau kita maju bersama KRISTUS, ada jaminan kemenangan bagi kita. Namun kemenangan itu diberikan oleh TUHAN kalau kita maju menghadapi musuh. Jika kita tidak mau maju atau takut menghadapi musuh atau kita memilih tinggal di istana seperti Daud, maka kemenangan tidak akan menjadi milik kita.

2 SAMUEL 11 : 22 Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya.
Daud bangun dari tempat pembaringannya mengindikasikan bahwa Daud sebelumnya tidur atau berbaring. Dalam keadaan tidak maju berperang dan tidak berdiri tegak di tempat yang seharusnya, dengan mudah Amon dan Moab menyergapnya. Serangan pertama berupa pemandangan yang menampilkan tubuh elok Batsyeba yang tengah mandi, segera merontokkan pertahanan iman Daud yang memang lemah. Daud terbakar hangus karena hawa nafsunya.
Jika pada saat-saat lampau kita dikalahkan oleh hawa nafsu kita, sehingga kita menuai masalah yang bertubi-tubi, marilah kita segera membenahi diri kita. Bulatkan tekad kita untuk tidak lagi membiarkan iman kita tertidur. Salah satu yang harus kita hindari adalah enggan bersekutu dengan Firman yang merupakan "obat tidur" yang mujarab bagi iman kita.

Tertidurnya iman membuat kita tidak berkutik mengatasi Amon dan Moab. Seandainya Daud ikut maju beserta seluruh bangsa Israel, tentu dia tidak akan berjalan-jalan sendirian di sotoh istana; dia tidak akan melihat Batsyeba mandi sehingga terperangkap oleh hawa nafsunya. Musuh mudah mengalahkan kalau kita seorang diri, sebaliknya kita kuat jika maju bersama-sama. Dengan sehati bersama seluruh keluarga dan saling menguatkan di dalam iman, tantangan yang terbentang di depan kita akan lebih mudah kita hadapi.

KELUARAN 1 : 1414 dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.

Dikalahkan musuh membawa kenyataan-kenyataan pahit: dibunuh, ditawan musuh, diperlakukan sebagai budak. Kalau kita kalah seperti Daud yang tidak maju berperang, maka sepanjang tahun kita akan mengalami kepahitan. Atau bahkan kita sudah mengalami kepahitan yang menahun. Kepahitan pasti terjadi kalau kita ditawan musuh. Namun kalau kita berani maju di medan perang, kita akan mengecap manisnya kemenangan bersama TUHAN.

Kenyataan pahit yang dialami oleh bangsa Israel yang diperbudak oleh Firaun -gambaran iblis- adalah diberi pekerjaan berat. Memang manusia harus bekerja. Tapi jangan sampai kita diperbudak oleh pekerjaan; jangan sampai pekerjaan menghalangi kita untuk beribadah. Alasan-alasan klise yang sering kita kemukakan adalah: sibuk, tidak sempat, tidak ada waktu. Tanpa menyediakan waktu untuk beribadah dan bersekutu dengan TUHAN, kepahitan mengerjakan tanah liat dan batu bata akan kita alami. Tanah ini sudah dikutuk. Mengerjakan tanah liat di bawah jajahan iblis sama saja mengerjakan hal yang sia-sia. Tapi kalau kita sudah kalah, kita tidak punya hak untuk memilih. Setan memegang kendali dan memaksa kita untuk melakukan kehendaknya.

Segeralah bersimpuh di kaki TUHAN memohon pengampunan-NYA atas keengganan kita maju berperang mengalahkan kedagingan. Akuilah di hadapan TUHAN bahwa kita telah meneguk kepahitan dan dilanda banyak masalah saat iman kita tertidur, saat kita terlena. Pengakuan dosa ini pulalah yang dinyatakan Daud ketika menerima teguran TUHAN melalui nabi Natan. Pengakuan dosa yang disertai permintaan ampun dan pertobatan akan mencabut sumber kepahitan dari kehidupan kita.

2 SAMUEL 12 : 29 - 3129 Sesudah itu Daud mengumpulkan seluruh tentara, ia berangkat ke kota Raba dan berperang melawannya, lalu merebutnya. 30 Ia mengambil mahkota dari kepala raja mereka, beratnya setalenta emas, bertatahkan sebuah batu permata yang mahal dan itu dikenakan pada kepala Daud. Juga diangkutnya banyak sekali jarahan dari kota itu. 31 Penduduk kota itu diangkutnya dan dipaksanya bekerja dengan gergaji, penggerek besi dan kapak; juga dipekerjakannya mereka di tempat pembuatan batu bata. Demikianlah juga diperlakukan Daud segala kota bani Amon. Sesudah itu pulanglah Daud dengan seluruh tentara ke Yerusalem.

Kebangkitan rohani Daud setelah pengakuan dosa dan pertobatannya telah mengalirkan semangat baru. Kini Daud mau maju berperang. Daud tidak lagi hanya memberi komando jarak jauh kepada Yoab dan bangsa Israel. Kini Daud berada dalam kancah peperangan itu. Daud yang mengumpulkan seluruh tentara merupakan ajakan bagi kita untuk mengumpulkan segenap kekuatan kita untuk maju berperang bersama TUHAN. Saat ini adalah saat kemenangan bagi kita. Orang yang tidak mengenal TUHAN boleh berkata saat ini adalah saat suram, tapi kemenangan bagi kita sudah pasti miliki. Syaratnya adalah kita maju dengan mengumpulkan seluruh kekuatan kita, mengumpulkan seluruh keluarga untuk maju bersama menghadapi musuh.

Kota yang diperangi adalah Raba, kota yang sama dengan yang dihadapi oleh Yoab. Kota yang sama, pola pikir dan tindakan yang berbeda akan memberi hasil yang sangat berbeda dengan sebelumnya. Pertama kali bangsa Israel menyerang kota Raba, Daud tidak ikut maju berperang, sehingga Daud menyerah pada godaan memuaskan hawa nafsunya untuk tidur dengan Batsyeba. Namun pada penyerangan kota Raba yang kedua, Daud mampu menghadapi bani Amon dan mengalahkannya sebab dia ikut maju. Jadi yang menjadi penentu kemenangan bukan kuat lemahnya musuh, tetapi ditentukan oleh tindakan kita: maju atau diam saja.

Dengan mau maju berperang, Daud mampu mengambil mahkota dari raja mereka. Kita tidak lagi dalam posisi diperbudak Firaun seperti yang terjadi dalam kitab Keluaran, tetapi kita memiliki kekuasaan untuk melucuti kedagingan. Musuh tidak dapat menjajah kita lagi dan memaksa kita untuk membuat batu bata. Sebaliknya, Daud justru yang memaksa musuh untuk bekerja membuat batu bata. Tidak ada lagi pekerjaan berat yang memahitkan, yang membuat kita tidak bahagia. Justru sekarang kita dapat melucuti segala kekuatiran.

YOHANES 10 : 10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; AKU datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

Pekerjaan setan yang menjadi musuh kita adalah mencuri kebahagiaan, mencuri kesehatan, mencuri kemenangan kita. Dia juga dengan segala daya upaya mau membinasakan kita dengan kepahitan hati dan pekerjaan yang berat seperti tindakan Firaun atas bangsa Israel. Syukur kepada ALLAH karena YESUS telah mati untuk menebus dosa kita dan membebaskan kita dari kutuk dosa. Maukah kita maju berperang untuk menerima kemenangan dari TUHAN yang membebaskan kita dari cengkeraman Amon, Moab dan Firaun? Kemenangan itu membuat kita tidak lagi harus memproduksi batu bata, namun justru kita memaksa musuh untuk membuat batu bata. Artinya kitalah yang menguasai keadaan; kita tidak di bawah kendali musuh.

KRISTUS telah menjanjikan hidup kekal bagi kita di dalam Sorga. Di masa penantian sebelum janji itu kita terima seutuhnya, kita diberi "bonus" yaitu hidup kelimpahan selama kita di dunia. Bonus itu berupa kelimpahan dalam kesehatan, kebahagiaan dan berkat-berkat lainnya. Hidup kekal beserta bonusnya akan kita raih bila kita maju berperang. Sebagai manusia, kadangkala kita enggan berperang. Dengan segera menyadarinya dan kembali maju berperang, niscaya kita akan kembali meraih kemenangan seperti Daud.

YOSUA 1 : 3, 8 - 93 Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu KUberikan kepada kamu, seperti yang telah KUjanjikan kepada Musa. 8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. 9 Bukankah telah KUperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, ALLAHmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."

TUHAN telah berjanji akan memberikan setiap tempat yang kita injak. Berarti semakin banyak tempat yang kita injak, semakin banyak pula tanah atau tempat yang kita peroleh. Namun kalau kita bermalas-malasan seperti dan tidak mau berdiri tegak, tidak mau melangkahkan kaki kita untuk mengitari dan menginjak tempat yang terbentang di hadapan kita, tentunya kita tidak memperoleh apa-apa. Jadi bila kita tidak sukses, maka jangan kita menyalahkan keadaan sebab yang menentukan untuk tidak menerima berkat adalah kita sendiri. Karena itu marilah kita terus melangkah untuk meraih setiap jengkal tempat yang kita injak. Dengan berdiri tegak di dalam iman dan mau melangkah untuk maju berperang melawan hawa nafsu, niscaya kemenangan ada di dalam genggaman kita.

Pengajaran penting lainnya yang diterima Yosua dari TUHAN adalah jangan lupa memperkatakan kitab Taurat. Firman TUHAN adalah pedoman hidup orang-orang beriman. Dengan selalu berlandaskan Firman dalam setiap aspek kehidupan kita, keberuntungan pasti kita peroleh. Rumah tangga yang tenteram, karier yang sukses dan berkat-berkat lainnya akan kita nikmati seperti yang telah dijanjikan oleh TUHAN.

Tanpa landasan Firman TUHAN, Kesuksesan sebesar apapun tidak ada gunanya bagi kita. Mungkin kita bisa meraup banyak uang, namun tidak dapat menikmatinya karena setan memahitkan hidup kita. Itu bukan keuntungan. Apakah gunanya kita memiliki rumah yang megah namun tidak ada kedamaian dan ketentraman di dalamnya?

Sungguh luar biasa janji TUHAN untuk selalu menyertai ke manapun kita pergi. Dengan selalu bersama-NYA, tidak ada masalah yang besar bagi TUHAN. Seberapa pun besarnya masalah kita, pasti akan dapat diatasi. Sebab tidak ada masalah ataupun musuh yang besar di mata TUHAN yang Maha Kuasa dan Maha Besar.