<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d14240855\x26blogName\x3dRoti+Kehidupan\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://rotikehidupan.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://rotikehidupan.blogspot.com/\x26vt\x3d7614777923663700016', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbingku ke air yang tenang....

Other Blogs

  • My Blog
  • My Pictures
  • My Recipes
  • My Bread of Life

Previous Posts


Archives




Blogwise - blog directory

Blogarama - The Blog Directory

Roti Kehidupan

Monday, May 07, 2007

Kegunaan Uang

Uang dapat membeli kesenangan bukan kebahagiaan
Uang dapat membeli sebuah rumah bukan sebuah rumah tangga
Uang dapat membeli tempat tidur bukan tidur yang nyaman
Uang dapat membeli waktu bersenang - senang bukan ketenangan batin
Uang dapat membeli makanan bukan selera makan
Uang dapat membeli seorang teman bukan seorang sahabat
Uang dapat membeli asuransi bukan keamanan
Uang dapat membeli perhiasan bukan kecantikan
Uang dapat membeli obat bukan kesehatan
Uang dapat membeli kemewahan bukan gaya hidup
Uang dapat membeli cincin emas bukan cinta
Uang dapat membeli Alkitab bukan karakter
Uang dapat membeli buku bukan hikmat
Uang dapat membeli salib bukan pengampunan
Uang dapat membeli bangku gereja bukan surga
Uang dapat membeli banyak hal tetapi bukan semua hal
Pengampunan tidak dapat dibeli dengan uang, pengampunan harus merupakan pemberian cuma - cuma


"Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai - bagai duka." 1 Timotius 6:10

Hadiah Kasih Seorang Ibu

"Dapatkah aku melihat bayiku?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan dengan penuh kebahagiaan.
Ketika gendongan tersebut berpindah ke tangannya, ia segera membuka selimut pembungkus wajah bayi laki-laki yang mungil itu. Tiba-tiba ibu tersebut menahan napasnya.
Dokter yang menjaganya segera berbalik memandang ke luar jendela rumah sakit. Ternyata bayi laki-laki mungil tersebut lahir tanpa kedua belah daun telinga.


Setelah diadakan uji medis, terbukti bahwa pendengaran bayi tersebut bekerja sempurna, hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk.

Pada suatu hari anak laki-laki tersebut bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya pada pelukan sang ibu dan menangis. Anak tersebut dengan terisak-isak berkata, "Seorang laki-laki berbadan besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh." Sang ibu juga menangis karena ia tahu bahwa hidup anak laki-lakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi.

Anak tersebut akhirnya tumbuh dewasa. Ia cukup tampan meskipun cacat. Ia juga disukai oleh teman-teman di sekolahnya. Dan ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis.

Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya lalu mengingatkannya,"Bukankah nantinya kamu akan bergaul dengan remaja-remaja lain?" Namun, dalam hati sang ibu merasa sangat terharu dengan keberadaan dari anak laki-lakinya.

Suatu hari ayah anak laki-laki itu bertemu dengan seorang dokter ahli dalam pencangkokan telinga. "Aku yakin dapat memindahkan sepasang daun telinga untuknya. Tetapi diperlukan seorang yang bersedia mendonorkan telinganya."

Orang tua anak laki-laki tersebut lalu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan dan mendonorkan telinganya. Beberapa bulan telah berlalu,lalu tibalah saatnya mereka memanggil anak laki-laki mereka. Sang ayah menjelaskan," Anakku seseorang yang tidak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya untukmu. Kami akan segera mengirimmu ke rumah sakit untuk di operasi. Namun hal itu sangatlah rahasia."

Operasi itu berjalan dengan sukses. Seseorang laki-laki baru pun lahirlah. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya.

Beberapa waktu kemudian ia menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Kemudian ia menemui ayahnya, " Ayah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan telinganya untukku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar, namun aku sama sekali belum membalas kebaikkannya."


Ayahnya menjawab, " Ayah yakin bahwa kamu tidak akan pernah dapat membalas kebaikan hari orang yang telah memberikan telinga tersebut." Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan," Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."

Tahun berganti tahun, kedua orang tua laki-laki tersebut tetap menyimpan rahasia. Hingga pada suatu hari, tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga tersebut. Pada hari itu ayah dan anak lelakinya berdiri di tepi peti jenasah ibunya yang baru saja menginggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenasah ibunya yang terbujur kaku itu, lalu menyibakkannya sehingga tampaklah bahwa sang ibu itu tidak memiliki daun telinga. "Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik sang ayah, "Dan tidak seorangpun yang menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya."

Renungan:
Kecantikan sejati tidak terletak pada penampilan fisik, tetapi ada di dalam hati. Kadang kala harta karun sejati tidak terletak pada apa yang bisa kita lihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat.

Kasih yang tulus tidak terdapat pada hal-hal yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada hal-hal yang telah dikerjakan tanpa diketahui.

Dapatkan seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. (Yesaya 49:15)